
Bermain di Air Banjir, Waspada Ancaman Leptospirosis
LIPUTAN6.com, Jakarta – Musim hujan menyebabkan banjir di berbagai daerah Indonesia. Kedatangan banjir telah menyebabkan bahaya berbagai penyakit, seperti leptospirosis.
Leptospirosis adalah penyakit yang sering terjadi di daerah dengan lingkungan pembersih, yang kurang terawat, terutama setelah banjir atau air.
Bakteri Leptospira adalah awal dari penyakit ini, yang meluas ke urin hewan yang terinfeksi, seperti tikus, anjing atau sapi.
Air yang terkontaminasi dapat menjadi sumber penyakit, terutama ketika orang memiliki kontak langsung dengan luka terbuka, mata atau selaput lendir lainnya.
Meskipun sederhana, leptospirosis dapat berkembang dalam kondisi serius jika Anda tidak mengobatinya dengan benar. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi seperti kerusakan hati, gagal ginjal, meningitis dan gangguan pernapasan akut.
“Untuk alasan ini penting bagi kita untuk memahami gejala leptospirosis, langkah -langkah pencegahan dan pengobatan yang efektif untuk mencegah risiko.
Johanna menjelaskan bahwa leptospirosis adalah penyakit menular bakteri yang menyerang manusia dan hewan. Dimulai dengan bakteri Leptospira yang memasuki tubuh manusia melalui kontak langsung dengan air atau tanah yang terkontaminasi dengan hewan bakteri urin.
Lingkungan yang kotor, genangan air berikutnya dan zat sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko menyebarkan leptospirosis.
Leptospirosis sering ditemukan di daerah tropis, termasuk Indonesia, terutama di musim hujan. Kondisi cuaca lembab dan jumlah air merupakan faktor tambahan untuk penyebaran bakteri ini.
Gejala leptospirosis bervariasi dari sedang hingga berat. Pada tahap awal, gejala -gejala yang tampaknya, seringkali mirip dengan flu, mudah diabaikan. Namun, deteksi dini gejala sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Berikut adalah beberapa gejala leptospirosis yang membutuhkan perhatian: demam dan cuaca dingin
Demam tinggi, yang tiba -tiba disertai dengan cuaca dingin, adalah salah satu tanda paling awal infeksi leptospirosis. Demam ini umumnya berlangsung beberapa hari. Hampir tidak panggang
Bakteri Leptospira yang diserang oleh paru -paru dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Dalam keadaan yang lebih serius, pasien dapat mengalami sesak napas sampai batuk terjadi. Penyakit kuning (penyakit kuning)
Ketika leptospirosis diserang oleh kulit, hati dan mata, pasien menunjukkan gejala penyakit kuning. Kondisi ini dikenal sebagai penyakit kuning atau penyakit kuning, yang berarti fungsi hati.
Gejala lain yang mungkin terjadi, perdarahan seperti mual, muntah dan kehilangan nafsu makan. Akibatnya, tubuh menjadi lebih lemah dan lebih sedikit energi. Sifat berotot
Nyeri otot, terutama di betis dan punggung, adalah gejala khas leptospirosis. Nyeri otot akan cukup untuk mencegah aktivitas pasien sehari -hari. Hematuria atau genangan darah
Pada tahap selanjutnya, leptospirosis dapat merusak ginjal dan khususnya menyebabkan hematuria, mengalirkan darah dengan urin. Jika pasien menderita kondisi ini, ia harus menerima perawatan medis secepat mungkin.
Leptospirosis dapat dihindari menggunakan langkah -langkah pembersihan yang baik, baik pada individu maupun di lingkungan. Berikut adalah beberapa upaya untuk mencegah leptospirosis yang dapat dilakukan: menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan
Jalankan dan bersih secara teratur, terutama setelah kontak dengan air atau tanah, yang berpotensi mencemari bakteri Leptospiral.
Juga pastikan bahwa lingkungan sekitarnya tetap murni untuk mencegah keberadaan hewan dengan tikus dan penyakit lainnya. Ingat air kotor
Hindari berenang atau bermain dalam banjir, sungai atau cekungan air tawar yang tidak rapi. Jika Anda dipaksa untuk bekerja atau bergerak di lingkungan yang berisiko, gunakan bek seperti sepatu bot dan sarung tangan. Tangan Bashen
Selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih setelah bekerja, terutama sebelum atau sebelum makan. Langkah sederhana ini efektif untuk mencegah transmisi penyakit. Pertahankan hama lingkungan yang rapi
Lingkungan yang kotor adalah tempat tikus sebagai pembawa bakteri Leptospirale. Limbah yang baik, hindari buang air kecil dan periksa hama secara teratur. Vaksinasi hewan peliharaan
Jika Anda memiliki hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing, pastikan mereka menerima vaksinasi yang diperlukan. Vaksinasi hewan mempromosikan penyebaran bakteri Leptospiral melalui urin mereka.
Jika Anda mengalami gejala leptospirosis, terutama setelah kontak dengan lingkungan yang berisiko, segera konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Diagnosis dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, tes darah dan analisis kemih.
Pengobatan leptospirosis umumnya termasuk mengambil antibiotik, seperti doxycycline atau penisilin, yang berfungsi untuk membunuh bakteri Leptospiral.
“Dalam kasus leptospirosis yang lebih serius, pasien mungkin memerlukan terapi intensif di rumah sakit, termasuk cairan infus dan komplikasi yang biasanya tampak. Perawatan cepat dan akurat sangat penting untuk mencegah risiko komplikasi seperti kerusakan ginjal, gagal hati atau meningitis,” simpul Johanna.