Kak Seto Singgung Brain Drain di Tengah Ramainya #KaburAjaDulu, Apa Artinya?

Read Time:3 Minute, 0 Second

LIPUTAN6.com, Jakarta untuk beberapa kali terakhir, #Kaburajadulu telah banyak dibahas di media sosial, terutama dalam X. dalam istilah sederhana untuk kecemasan karena mereka merasa tanpa peluang atau apresiasi negara, sehingga mereka memilih untuk mencari peluang di luar negeri.

Health-liputan6.com membicarakan hal ini dengan psikolog Seto Mulyadi atau saingan yang disebut Kak Seto. Dia juga merujuk pada istilah yang dicuci otak ketika membahas tren ini.

 

Istilah yang digunakan otak mengacu pada transfer orang dengan kemampuan tinggi ke negara lain karena tidak difasilitasi di negara mereka.

“Saya sering mendengar istilah otak -otak ya, kasus melarikan diri dari fenomena intelektual, figur muda aktif yang kreatif tetapi tidak ada ruang untuk pengembangan. Mereka akhirnya akan mempertajam kemampuan mereka di tempat lain, tetapi mereka masih memiliki nasionalisme tinggi karena kembali ke kota asal,” Kak Seto menjelaskan.

Contoh sosok populer yang pindah ke luar negeri adalah B. J. Habibie yang menjadi presiden ke -3 Indonesia.

“Kita melihat Pak Habibie yang sudah cukup di Jerman. Lemudian juga bisa menjadi nomor lain. Mereka masih tinggi,” kata Kak Seto melalui telepon pada hari Sabtu (2/15/2025).

Seto rate, istilah ini memiliki kesamaan dengan #Kurajadulu. Melihat dia dari pilihan kata, kata “pertama” berarti tidak selamanya.

“Ada elemen ‘pertama’ yang berjalan lebih dulu, sementara, berjalan untuk sementara waktu tetapi kembali untuk digarisbawahi. Kecuali tagar itu ‘berlari ah’ sehingga tidak akan kembali, misalnya,” kata Seto.

 

 

Tingkat seto, #Kaburajadulu tidak selalu diperlukan dari sisi negatif. Jika digunakan sebagai referensi untuk menemukan peluang untuk menjadi sukses, itu dapat dilakukan.

“Jadi tidak hanya tidak ada harapan, hanya mengeluh, tapi ya, cari peluang. Beberapa berhasil, ada yang tidak, ada yang tidak. Ada juga tokoh muda yang tetap di negara ini dalam semua kreativitas mereka,” jelas Seto menjelaskan.

Juga, ia melanjutkan, negara ini berada di tengah -tengah Indonesia di Indonesia 2045. Penting bahwa angka -angka ini terus membentuk negara dengan mengumpulkan semua pasukan polisi.

“Jadi kita juga harus melihat bahwa kekaburan ini bukan hanya masalah tanggung jawab, ya, kami ingin menikmati lebih bahagia dari kehidupan, tidak.

Tujuannya setidaknya kembali ke Indonesia dan pengembangan negara ini.

“Jadi kita tidak harus berpikir negatif segera,” kata Seto.

 

Dalam rilis lain, pendiri drone Emperit Ismail Fahmi, mengungkapkan tagar “melarikan diri pertama”, unggahan pertama akun @amauraxexa pada 8 Januari 2025. Tetapi pada saat ini masih menarik.

“Hanya viral setelah @hrdbacot yang ditugaskan pada 14 Januari 2025, lalu akun @Berlianidris pada 6 Februari 2025,” kata Ismail kepada LIPUTAN6.com, Jumat (2/14/2025).

Menurutnya, #Kaburajadulu adalah respons yang membuat frustrasi terhadap situasi Indonesia yang dirasakan oleh beberapa netizen. Mereka mencari lowongan, tips persiapan untuk dihapus, risiko untuk dipertimbangkan, dan membandingkan tinggal di Indonesia dan luar negeri.

“Netizen yang gagal pergi ke situasi di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ekonomi yang tidak menyenangkan, penolakan kualitas hidup, ketidakadilan sosial, kebijakan pemerintah yang tidak memadai, dan berharap untuk masa depan yang lebih baik,” katanya.

 

Dalam usia, Ismail mengungkapkan, mereka yang menikmati tagar ini terutama 19-29 hingga 50,81 persen, kemudian 38,10 persen kurang dari 18 tahun. Saat berhubungan seks, setengah lebih banyak dikonsumsi oleh pria.

“Sebagian besar pria 59,92 persen, jadi wanita 40,08 persen,” katanya.

Ada efek yang baik dan merugikan dari kegembiraan #Kurajadulu. Ismail mengatakan dari bagian positif netizen yang percaya pada peluang kerja yang lebih baik di luar negeri. Maka itu juga menambah pengalaman hidup yang berbeda dan memastikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru

“Selain itu, ada kesadaran akan pentingnya pendidikan dan pengembangan diri,” katanya.

Kemudian dari sisi yang buruk, pemahaman negatif tentang pemerintah dan kondisi di negara itu muncul. Selain itu, kesulitan mengadaptasi budaya baru dan stigma sosial kepada orang -orang yang memilih imigrasi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Tegas, Marcus Rashford Cuma Mau Gabung 1 Klub Jika Pisah dengan Manchester United
Next post Pola Pikir Beracun Ini Dapat Merusak Kesehatan Mental, Apa Itu?