
Cerita Qowiyul Amin, Mahasiswa UGM Raih Gelar S2 dalam 1 Tahun dengan IPK 4
Jakarta – Mohammad Harhamul Amin 2024/2025 menjadi 841 siswa UGM dengan rekomendasi kedua di tahun ajaran (23 Desember 2012), GHA Sabha Preda. Ini juga merupakan salah satu dari tujuh lulusan dari Indeks Prestasi Agregat (IPK) atau 4,00.
Serta manajemen farmasi, serta lulusan gelar master di Fakultas Farmasi. Hanya Gowi adalah siswa pemenang IPK yang sempurna, tetapi juga program master yang lebih cepat atau lebih cepat atau lebih cepat untuk menyelesaikan periode studi, juga dapat menerima program master.
Baca juga: Menjadi lulusan S2 termuda dan cepat, yaitu Javier Aldin
Menurutnya, tidak ada misteri atau saran khusus tentang cara menyelesaikan proses pengajaran dengan cepat dan sempurna. “Saya tidak memiliki cara tertentu untuk mengatur waktu pada diri saya sendiri, tetapi ketika guru bertanya sebanyak mungkin dan memberikan yang terbaik,” katanya.
Menurutnya, di awal kuliah, ada hal -hal yang harus mulai menentukan target pencapaian untuk menilai waktu kelulusan.
Seorang pria dari Semarang adalah mahasiswa UGM S-1 di apotek di Jawa Tengah. Keinginan untuk belajar adalah usia dini. Studi tentang program penelitian ingin terus mempelajari apotek sosial dan kepemimpinan perintis di lapangan.
Belajar di UGM sendiri memperkenalkan banyak pelajaran gowi untuk memperkenalkan berbagai bagian bagian Indonesia dan memperluas jaringan dan memperluas jaringan. “Saya juga bisa tahu kuliah yang sangat berkualitas di bidangnya dan, tentu saja, sumber dan peluang sangat cocok,” katanya.
Selama kampus, Gowi dapat berhasil meningkatkan perangkat dengan berhasil menyiarkan majalah Scopus dengan berhasil menyiarkan. Doubli mengatakan bahwa salah satu kuliah mengundangnya untuk berpartisipasi dalam konferensi. Pengalaman ini adalah pengalaman yang menyenangkan baginya, karena panggung global dapat bertukar ide di atas panggung dan menjadi teman yang produktif.
Kisah Qowi bukan tanpa belokan. Menurutnya, periode kuliah awal harus diterbitkan pada saat yang sama, menerbitkannya harus dapat diterima. “Di sisi lain, saya harus menyiapkan studi linier antara disertasi dan disertasi,” katanya.
Semua ini berhasil diserahkan oleh Gubernur. Sekarang pekerjaan doktoral dua semester terus fokus pada program. Dia berharap itu akan dapat menyelesaikan pendidikannya tepat waktu, dan publikasi akan dimulai.
Untuk alasan ini, Gowi berbagi pesan dengan siswa yang ingin mendapatkan IPK terbaik untuk dipersiapkan dari awal kuliah.
“Pada awal guru, guru harus menyadari komponen penilaian kursus, untuk menerima nilai, dan kemudian untuk menilai jalan di kelas untuk membahas jalan,” katanya.