
Indra Jegel Ceritakan Dampak DBD pada Keluarga, Siapa yang Paling Rentan Terkena?
LIPUTAN6.com, Jakkarta – Demam Darah Dengue (DHF) adalah penyakit yang tidak mengenali usia, tinggal atau gaya hidup. Namun, ada kelompok tertentu yang lebih rentan mempengaruhi baik secara fisik, mental dan ekonomi. Salah satu orang publik yang berbagi pengalaman mereka tentang seberapa besar dampak DHF pada keluarga adalah komik, Indra Egegel. Siapa yang rentan terhadap DHF?
Menurut pakar anak -anak DHF Dewi Sari, DHF, DHF dapat menginfeksi siapa pun. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kelompok usia yang paling terinfeksi adalah 15-44 di bidang yang menguntungkan.
Di sisi lain, anak-anak berusia 5-14 adalah salah satu kematian yang paling rentan pada penyakit ini. “Situasi ini mengingatkan kita bahwa pencegahan DHC harus dimulai lebih awal dan tidak dapat ditunda,” kata Devi, seperti yang diterima kesehatan LIPUTAN6.com pada hari Rabu, 4 Desember 2024 dengan pernyataan resmi. Apa efek dari Dengueque?
Indra Jegel sendiri tahu dampak besar dari aliran darah Dengue ke keluarganya. Seseorang dengan keluarga, Indra tahu betul bagaimana penyakit ini dapat mengganggu berbagai bagian kehidupan.
“Penyakit ini tidak hanya mempengaruhi yang terinfeksi, tetapi juga pada orang terdekat,” kata Indra.
DHF benar -benar dapat mempengaruhi siapa pun dan efeknya bisa sangat serius. Gejala, seperti demam tinggi, nyeri sendi dan ruam, sering menyebabkan kondisi serius yang membutuhkan perawatan intensif.
Namun, efek DHF bukan hanya fisik. Keluarga pasien juga sering merasakan tekanan emosional dan psikologis yang luar biasa. Melihat orang -orang terkasih yang melawan penyakit ini dapat menyebabkan kecemasan dan stres. Keluarga harus menghadapi ketidakpastian tentang pemulihan, yang tentunya akan mempengaruhi manfaat mental mereka.
Selain itu, tidak dapat disangkal bahwa perawatan medis DHF, terutama dalam kasus -kasus sulit, membutuhkan biaya yang signifikan.
Keluarga sering harus mengorbankan keuangan mereka untuk mendapatkan perawatan terbaik untuk anggota keluarga yang sakit. Jika pasien harus berada di rumah sakit untuk waktu yang lama, tantangan mempertahankan kesinambungan sehari -hari juga merupakan tantangan yang lebih besar.
Indra Egegel menyerupai pentingnya kewaspadaan, terutama selama musim hujan. “Musim hujan adalah waktu yang paling rentan untuk menyebarkan nyamuk Mesir Aedes,” katanya. Untuk alasan ini, tindakan pencegahan sangat penting.
Salah satu caranya adalah dengan menerapkan metode 3m Plus, yang termasuk nyamuk saluran pembuangan, penutupan dan penguburan. Selain itu, vaksinasi dapat memberikan perlindungan tambahan, terutama untuk anak -anak dan anggota keluarga.
Rekaman demam berdarah tumbuh setiap tahun, terutama di daerah tropis Indonesia. Hingga minggu 2024, Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat 218.356 kasus DHC dengan 1.259 kematian. Provinsi Sumatra Utara, yang terlibat di wilayah tertinggi, mencatat 7.761 kasus dan 52 kematian.
Direktur Pencegahan dan Manajemen Penyakit Menular (hlm. 21), Dr.aaa Augustine tumpah, MKM mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki tujuan yang ambisius “nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030”.
Untuk alasan ini, masyarakat harus bekerja sama untuk secara signifikan mengurangi pengurangan tindakan pencegahan seperti 3m plus dan vaksinasi, untuk secara signifikan mengurangi kasus demam berdarah.
Untuk melihat betapa pentingnya dan kontrasepsi kolaborasi antara berbagai aspek. H. Muhammad Faisal Charimi, AP, M.P., Kepala Kantor Kesehatan di Provinsi Sumatra Utara, mengingatkan pentingnya operasi bersama antara pemerintah, masyarakat dan sektor swasta dalam mengelola distribusi DHC.
“Langkah -langkah, seperti tangki drainase, penutupan air dan daur ulang, sangat penting untuk mengurangi area pemuliaan nyamuk,” katanya.
Selain itu, obat inovatif PT Takeda bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Indonesia dan partai -partai lokal mengorganisir “langkah -langkah untuk mencegah DBD” di Medan pada akhir November 2024.